WIRO SABLENG
Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212
Karya: Bastian Tito
DUA PENUNGGANG kuda itu berhenti di kaki bukit Wadaslintang yang merupakan bukit berbatu-batu hampir tanpa pepohonan. Suasana tampak gersang pada saat matahari hendak tenggelam itu. Kaki bukit dicekam kesunyian. Sesekali terdengar suara tiupan angin di kejauhan, bergaung di sela bebatuan.
Pendekar 212 Wiro Sableng mengangkat kepala memandang ke arah puncak bukit batu. Sinar sang surya yang hendak tenggelam membuat bukit batu itu seperti dibungkus warnA merah kekuningan. Batubatu bukit tampak seperti tumpukan emas. Satu pemandangan yang cukup indah sebenarnya.
Tetapi diam-diam murid Eyang Sinto Gendeng dari Gunung Gede merasakan adanya keangkeran tersembunyi di bukit Wadaslintang itu.
"Anak muda, aku hanya mengantarmu sampai di sini." Yang berkata adalah kakek
berpakaian hitam memakai caping bambu. Pada wajahnya sebelah kiri ada cacat bekas luka yang sangat besar dan tak sedap untuk dipandang.
"Kenapa tidak terus sampai ke puncak bukit sana?" Tanya Wiro tanpa mengalihkan pandangan kedua matanya dari puncak bukit Wadaslintang. Si kakek menggeleng.
"Bukankah kita sudah berjanji?" ujar si kakek yang bernama Poniran. "Kuantar kau sejauh ini
... baca selengkapnya di Wiro Sableng #40 : Setan Dari Luar Jagad Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu
Add to Cart
Sabtu, 30 April 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Laman
Popular Posts
-
03 Januari 2006 – 11:00 (Andrie Wongso) Diposting oleh: Editor Action & Wisdom Motivation Training Dalam perjalanan hidup Jendera...
-
“Anginnya sejuk, Yah. Tempat apa ini?” “Ini namanya Pantai, Nak.” “Pantai apa, Yah?” “Namanya Pantai Ujung” “O, ujungnya yang mana, Yah?...
-
WIRO SABLENG Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Karya: Bastian Tito Episode : BIDADARI DUA MUSIM Tiba-tiba satu bayangan putih berkel...
-
Pernahkah Anda memiliki suatu keinginan tetapi tidak kunjung tercapai? Apa yang Anda rasakan? Marah pada diri sendiri? Menyalahkan keadaan? ...
-
WIRO SABLENG Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 Karya: Bastian Tito PEREMPUAN TUA BERWAJAH SETAN itu memacu kuda penarik gerobak sekenc...
-
Suatu ketika, ada sebuah pohon yang rindang. Dibawahnya, tampak dua orang yang sedang beristirahat. Rupanya, ada seorang pedagang bersama an...
-
Ketika fajar menyingsing, seorang lelaki tua berjalan-jalan di pinggir pantai sambil menikmati angin laut yang segar menerpa bibir pantai. D...
-
“Berapa biayanya, Dokter Lim?” tanya Rain. “50 ribu,” jawab Dr Limbad sambil tersenyum. Joe mengangkat alisnya. Rain kemudian mengeluarkan s...
-
Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba...
Archives
-
▼
2016
(144)
-
▼
April
(19)
- Wiro Sableng #40 : Setan Dari Luar Jagad
- Rahasia Anti Frustasi: ?Semeleh?
- Semangat Yang Tak Terkalahkan
- Wiro Sableng #41 : Malaikat Maut Berambut Salju
- Takdir Sukri
- Impian Hati menjadi Habibie
- Saat Masih Hidup
- Pertemuan 5 Sahabat
- Wiro Sableng #185 : Jabang Bayi Dalam Guci
- Markonah dan Uang Lima Ribuan
- Kehidupan Baru Dimulai Umur 40 Tahun
- Creative Destruction
- Berkat Tauge
- Berani untuk Memulai
- Bahaya ?Berpikir? Positif
- Perjuangan Agar Bisa Menghafal Pantun
- Secret (Rahasia)
- Wiro Sableng #75 : Harimau Singgalang
- Writing Ritualism: Yang Penting Tulis Dulu
-
▼
April
(19)
Product Category
- BATIK COUPLE (21)
- JEPARA FURNITURE (11)
- SILVER RING COUPLE (21)
0 komentar:
Posting Komentar